KOKAP (KRjogja.com) - Banyaknya masyarakat memelihara unggas jenis burung ocehan membuat usaha penangkaran semut Rangrang semakin naik daun. Apalagi pada musim penghujan seperti sekarang, telur semut Rangrang atau kroto sangat langka. Sehingga dengan adanya penangkaran mempermudah pehobi burung ocehan memenuhi kebutuhan vitamin kelangenan mereka. Sebab setiap hari stok kroto di pusat penangkaran selalu tersedia.
Selain untuk memenuhi kebutuhan pakan burung baik di pasaran maupun para kalangan pehobi burung ocehan, keberadaan pusat penangkaran semut Rangrang juga bisa menjadi tempat bagi sebagian masyarakat untuk belajar beternak semut Rangrang dalam upaya membuka usaha untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
"Selain saya setor ke para pedagang di pasar-pasar burung lokal. Kroto produk penangkaran saya juga banyak dipesan pedagang dari luar daerah maupun para pehobi burung ocehan di Kulonprogo. Alhamdulillah dengan modal relatif kecil usaha ini cukup menjanjikan untuk meningkatkan ekonomi keluarga saya," kata anggota Paguyuban Penangkar Semut Rangrang 'Raja Kroto Bagus', Fendi Akhmad di rumahnya Pedukuhan Gunung Penthul Desa Karangsari Kecamatan Kokap, Minggu (4/1/2015).
Fendi menekuni usaha penangkaran semut Rangrang sesungguhnya dipaksa oleh keadaan. Saat itu sekitar empat belas tahun silam tepatnya 2010, Fendi yang punya hobi memelihara burung ocehan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan vitamin dari kroto bagi hewan peliharaannya.
"Ditengah kesulitan saya mencari kroto pada musim penghujan dari alam liar, maka timbul inspirasi bagaimana caranya agar burung-burung peliharaan saya tetap bisa saya beri kroto meskipun pada musim penghujan. Sehingga saya mencari sarang semut Rangrang kemudian saya letakkan di rak meja dan di dekat sarangnya saya taruh stoples plastik," jelasnya disela melayani calon penangkar semut Rangrang yang datang dari Wonosobo Jawa Tengah.
Tanpa disangka, beberapa hari kemudian sebagian semut-semut yang ada di sarang atau daun tadi berpindah ke stoples dan bertelur. "Melihat kenyataan tersebut saya menyimpulkan semut Rangrang bisa diternak. Sehingga saya mencari informasi sekaligus belajar cara penangkaran Semut Rangrang. Kemudian berkembang seperti sekarang ini," tuturnya.
Menekuni usaha penangkaran semut Rangrang memang tidak membutuhkan modal besar. Tapi perlu ketekunan, mengingat daya tahan hidup hewan tersebut relatif lemah. Begitu juga makanan mereka harus terjamin, sehingga kroto yang dihasilkan bisa maksimal.
"Modalnya tidak terlalu besar, calon peternak hanya perlu menyiapkan rak-rak baik dari kayu maupun bambu dan stoples plastik. Agar semut bertahan hidup dan bertelur maka disiapkan makanan berupa air gula permentasi," tuturnya.
Agar semut-semut tersebut tidak pergi maka setiap kaki rak kayu harus diberi wadah berisi air. Tapi yang paling bagus kaki-kaki rak kayu itu ditempatkan di kolam ikan.
"Artinya penangkar perlu membuat kolam ikan secara sederhana. Fungsinya selain untuk mencegah semut pergi, keberadaan ikan juga bisa memakan bintik-bintik nyamuk dan pada saatnya ikan bisa dipanen untuk dijual," terang Fendi.
Dari usaha penangkaran semut Rangrang, Fendi bisa meraup penghasilan minimal Rp 1 juta per dua puluh satu hari. "Masa panen kroto maksimal 21 hari. Lebih dari itu maka telur akan menetas jadi semut," katanya.(Rul).
Jual bibit kroto, Cara ternak kroto , cara budidaya kroto, cara buka agen bibit kroto